S Pink Premium Pointer Thank You for Visiting My Blog / I Hope You Enjot It / Please share The Runaway Princess { Kapitel I : der Anfang } | dreams and hopes

The Runaway Princess { Kapitel I : der Anfang }

by 16.36 0 komentar
“ Kring .. kring .. kring .. “ Lagi – lagi suara bel itu. Aku sadar ini bukan mimpi. Ini adalah kenyataan. Aku sudah bangun 1 jam yang lalu, bahkan sudah mandi dan siap untuk sarapan.
Prinzessin4, sarapan Anda sudah siap. “ Suara lembut seorang wanita yang memanggil melalui pintu kamar membuatku segera beranjak dari sofa dan menuju BΓΌcherregal5 untuk mengembalikan buku yang baru kubaca, Heidi. Aneh bukan, seseorang memanggilku dengan sebutan Prinzessin? Maaf untuk mengecewakan, sayangnya wanita itu memanggil dengan sebutan seperti itu tidaklah aneh.
In Ordnung6, saya akan turun. “ Meskipun dengan enggan, akhirnya kedua kakiku melangkah turun. Suasana di bawahlah yang membuatku enggan untuk turun. Sudah berulang kali aku mengatakan pada papa dan mama bahwa sarapan kami mampu menghidupi 3 negara kelaparan. Tapi, mereka hanya tersenyum mendengar perkataanku. Mereka berpikir aku masih terlalu mudah untuk memikirkan hal – hal seperti itu.
Apakah gadis berusia 16 tahun terlalu muda? Aku rasa tidak. Samantha Smith, gadis asal Manchester, berhasil mendamaikan 2 negara super power, Uni Soviet dan Amerika pada usia 10 tahun. Atau Severn Suzuki, gadis asal Vancouver, yang mendirikan Enviromental Children’s Organization (ECO) pada usia 9 tahun. Bagaimana denganku? Apa yang sudah kusumbangkan untuk dunia? Atau yang tidak terlalu luas, negaraku?
Prinzessin, sudah waktunya Anda berangkat ke sekolah. “ Pria berjas necis dengan kacamata hitam serta earpiece memanggilku dengan sopan namun tegas. Kecupan hangat selalu aku berikan untuk papa dan mama sebelum berangkat ke sekolah.
Ya, jadi selamat datang di kehidupanku. Melakukan hal yang sangat membosankan dan tentunya monoton. Meskipun  monoton, hal yang paling kusuka adalah sekolah dan buku. Karena banyak hal baru yang menanti untuk dipelajari. “Aku yakin suatu saat aku akan merasakan sesuatu yang baru dan berbeda. Dan mungkin berkesan.” Kata – kata itu yang selalu ku yakini dan terus kukatakan dalam hati tentunya. Tetapi, aku harus menunggu enam tahun lagi sebelum aku bisa menerima tahtaku sebgaai Ratu Liechtenstein.
Mungkin banyak orang, atau bahkan semua tak tahu tentang negara mungil ini. Negara yang terjepit di antara Switzerland     ( di perbatasan barat ) dan Austria ( di perbatasan timur ) inilah yang akan ku pimpin enam tahun mendatang. Namun jangan salah, negara yang hanya berupa noktah kecil pada peta Eropa adalah negara dengan pemimpin terkaya ke empat di dunia. Meskipun negaraku hanya memiliki luas kurang lebih 160 km persegi, Liechtenstein adalah negara impian bagi kebanyakan penduduk Eropa.
Siapa yang tidak nyaman jika tinggal di negara yang tidak ada namanya pengangguran,  negeri yang bebas dari ambisi politik, tidak ada pajak yang memberatkan, kriminalitas sangat minim (nyaris tak ada penjahat), dan rakyat benar – benar hidup tentram. Setiap hari,  Pegunungan Alpen selalu menyapa bersama dengan ke kunoan Vaduz Castle. Benar – benar negeri yang tentram. Kehidupan rakyat yang elegan berbaur dengan nilai – nilai tradisional yang masih sangat kental.
Jauh di lubuk hati, aku ingin sekali saja bisa merasakan hidup normal. Pergi kesekolah dengan banyak teman, menonton konser, jalan – jalan saat weekend, dan masih banyak lagi yang ia ingin lakukan sebagai sorang remaja Eropa normal. Namun, hal itu sangat mustahil bagi seorang Prinzessin. Sebenarnya aku memiliki keuntungan sebagai Prinzessin salah satu negara terkecil di dunia.
Ketika tahun lalu berlibur ke dataran Asia yang tenang, tidak ada orang – orang yang mengenali keluargaku. Papa dan mamaku tidak mempermasalahkanya. Begitu juga aku. Hingga akhirnya kami bertemu dengan rombongan study tour dari Jerman serta suami istri dari Swiss yang lengsung membungkuk memberi hormat pada kami. Tentu, bandara menjadi sangat heboh ketika mengetahui ada keluarga kerajaan di sana. Seketika itu juga banyak wartawan langsung meliput apa yang terjadi di bandara. Dan ku dengar hampir seluruh channel TV di daerah tersebut tak henti – hentinya menyebutkan tentang negaraku ini. Sungguh konyol bukan? Beberapa hari kemudian, tingkat kunjungan turis semakin meroket. Dan mereka terkagum – kagum dengan negaraku yang tentram ini.

Akhirnya bangunan sekolah mulai terlihat. Tapi, apakah ini betul sekolah? Mana ada sekolah yang muridnya setiap angkatan tidak mencapai lima puluh orang? Sekolah macam apa yang hanya menerima siswa kaya, siswa penerima beasiswa, anak diplomat, Prinz, dan Prinzessin? Itulah yang terus menjadi hal menyebalkan. Teman – teman di sekolah hanya itu – itu saja. Dan kebanyakan dari mereka adalah anak manja. Mereka hanya suka Kosmetikum, Kleid, und Party.7 Sedangkan sahabat adalah kata yang sangat sulit diucapkan di sini. Aku tidak pernah mengerti arti kata sahabat. Terkadang aku bingung dengan sosok sahabat dari buku – buku yang kubaca. Di sana dikatakan bahwa sahabat adalah seseorang yang selalu ada untukmu di saat susah maupun senang, seseorang yang bisa engkau percaya setiap saat, seseorang yang tidak pernah membicarakanmu di belakangmu, dan masih banyak lagi ciri – ciri seorang sahabat. Rasanya dengan syarat yang sebanyak itu, masuk akal jika seorang sahabat sejati sulit untuk didapat. Ya, sebenarnya aku mempunyai seseorang dengan kriteria seperti itu. Tapi, aku belum terlalu yakin apakah dia benar – benar seorang sahabat sejati meskipun aku sudah mengenalnya sejak kecil. { bersambung .. }
der Anfang : The Beginning
4. Prinzessin : Putri
5. BΓΌcherregal : Bookshelf
6. In Ordnung : Okay
7. Kosmetikum, Kleid, und Party: Cosmetic, dress, and party


Karina Octavia

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 komentar:

Posting Komentar