Resensi Buku
Penulis : Yoana Dianika
Penerbit :
Bukune
Tahun Terbit : 2013
Cetakan :
Ketiga
Yoana Dianika adalah seorang penulis yang aktif bergerak
pada genre romance dan horor. Wanita kelahiran 18 Januari ini telah
menghasilkan banyak karya yang dikenal oleh masyarakat, seperti Till We Meet Again (2011), Hujan punya
cerita tentang kita (2012), Pandangan pertama (2012), dan sebagainya. Keindahannya
merangkai kata menjadi sebuah kisah membuat salah satu karyanya, The Chocolate Chance (2013) diangkat
menjadi film layar lebar. Last Minute in
Manhattan adalah novelnya yang menjadi bagian serial Setiap Tempat Punya
Cerita (STPC).
Dalam menjalin
hubungan, bukan kesempurnaan yang dicari, melainkan caramu menyempurnakan hal
yang tidak sempurna itu dengan pasanganmu.-Callysta Nararya-
Manhattan sebenarnya
bukan salah satu kota tujuan hidup Callysta. Ia tidak pernah membayangkan akan
pergi ke kota yang penuh dengan gedung-gedung yang menjulang tinggi. Setelah
ditinggal mamanya dan diselingkuhi oleh pacarnya, Callysta merasa hidupnya
sangat kacau. Belum lagi papanya yang memutuskan untuk menikah lagi dengan
wanita bule yang berasal dari Manhattan. Callysta berpikir ini adalah
kesempatan yang bagus untuk melupakan kenangan-kenangan buruknya. Tapi ia juga
tidak menyangkan akan bertemu pria bermata abu-abu, Vesper Skyller.
Matahari terbenam di Hermosa Beach Pier menjadi saksi kisah
cinta mereka dimulai. Vesper yang merupakan sahabat kakak tiri Callysta
membuatnya perlahan melupakan kenangan-kenangan buruk yang telah terjadi.
Namun, ketika Callysta merasa hidupnya mulai sempurna dengan kehadiran Vesper
dan keluarga barunya, ia harus menelan kenyataan pahit. Orang-orang yang hadir
dalam kenangan-kenangan buruk Callysta muncul kembali satu persatu dan berharap
agar Callysta dapat kembali lagi pada mereka. Vesper yang seharusnya menopang
Callysta juga tiba-tiba menutup diri dan perlahan menghilang.
Novel yang menjadi serial setiap
tempat punya cerita akan membawa pembaca berkeliling kota Manhattan dan
menikmati matahari terbenam yang menghujani gedung-gedung di sana dengan warna
senja cakrawala. Selamat membaca.
0 komentar:
Posting Komentar