S Pink Premium Pointer Thank You for Visiting My Blog / I Hope You Enjot It / Please share Short Story : Goresan Harapan | dreams and hopes

Short Story : Goresan Harapan

by 05.49 0 komentar
Goresan Harapan
Satu fakta kecil yang kita semua harus tau. Kita semua akan hilang dari dunia ini dan akan kembali ke tempat kita berasal. Bagaimana kerasnya usaha kita, pasti kita akan kembali ke tempat seharusnya kita berada. Kapan dan bagaimana adalah masalahnya. Semua orang takut menghadapi kenyataan ini. Saranku, saat waktunya tiba janganlah panik. Ada satu hal yang menarik dari seorang gadis cilik bernama Gitta, gadis yang belum genap berusia 11 tahun ini dapat membuat hidupnya tak kosong tanpa harapan.
*****
Terlihat dari kejauhan seorang gadis cilik mengayuh sepeda merah jambu dengan keranjang yang lumayan besar. Sungguh pemandangan yang aneh. Gadis itu terus mengayuh sepedanya menuju perbatasan desa. Entah apa yang dibawanya atau kemana ia menuju. Senyum paling bahagia yang terlihat meskipun peluh sudah menetes. Gadis itu terus mengayuh sepedanya sekuat tenaga melewati jalan setapak yang membelah perkebunan kelapa sawit Pak Sugik. Beberapa petani kelapa sawit menyapa gadis cilik itu dengan senyum ringan. Gadis itu juga menyapa dengan senyum ringan. Gadis itu terus, terus, dan terus mengayuh sepeda mungilnya hingga sampai di sebuah jembatan yang sudah mulai runtuh. Tunggu. Ada sekelompok anak dari desa seberang yang sudah menghadang di seberang jembatan.
Tapi, mereka bukan menghadang. Mereka sedang menunggu seseorang. Gadis cilik itulah yang sedang di tunggu mereka. Ketika mereka melihat gadis itu, mereka berbondong – bondong menyeberang jembatan dan membantu gadis cilik itu menuntun sepedanya menyeberangi jembatan.
“Hore .. kak Gitta sudah datang.” Sahut seorang anak.
“Kok kak Gitta datangnya agak siang?.” Sahut anak lain.
“Maaf .. ya teman – teman, kak Gitta datang agak siang karena kak Gitta masih beres – beres rumah.” Jawab gadis cilik bernama Gitta itu.
“Ooo gitu .. kak Gitta rajin sekali yaa.” Sambung anak – anak.
Percakapan riang dan penuh tawa mengiringi perjalanan mereka menuju ke balai desa dimana lebih banyak orang sudah menunggu.
*****

            Balai desa ramai dengan penduduk dari segala usia. Ada yang anak – anak, pemuda – pemudi, hingga bapak – bapak dan ibu – ibu. Mereka langsung tersenyum ketika melihat Gitta diiringi anak-  anak. Mereka langsung menyambut Gitta dengan hangat. Gitta memang bukan penduduk desa tersebut, namun apa yang telah dilakukannya membuat penduduk desa dengan menerima dia dengan hangat. Dengan segera, Gitta membuka keranjang kesayangannya. Orang – orang segera berbaris dan mengambil benda berbentuk persegi panjang. Ada yang tipis, ada juga yang sangat tebal. Yaa .. buku. Satu – satunya benda yang orang desa itu tak punya.
            Semua orang langsung mengambil posisi yang nyaman di balai desa. Mereka langsung membuka halaman demi halaman dengan antusias dan teliti. Tak hanya anak – anak yang antusias, orang – orang dewasa pun juga. Sejenak, Gitta memandang balai desa yang ramai sambil tersenyum. Tak ada lagi satupun penduduk desa yang buta aksara berkat kegigihan gadis cilik ini. Gitta masih ingat betul bagaimana usaha yang dia lakukan untuk membuat orang – orang desa ‘melek’ huruf.
Awalnya memang tak mudah karena selain lokasi yang jauh, usia Gitta sangat tidak menyakinkan untuk mengajar membaca.Sudah hampir 2 tahun, Gitta bolak – balik dari rumah ke desa itu atau sebaliknya hanya untuk membawa benda kesayangannya itu. Tak pernah luput sehari pun Gitta lupa membawa buku – bukunya.
Di tengah lamunannnya itu, Gitta merasakan sakit di kepalanya. Sakit kepala itulah yang menjadi alarm baginya untuk segera pulang. Gitta meminum beberapa butir obat penahan rasa sakit yang bisa dibilang cukup untuk memberi kekuatan baginya untuk berjalan pulang.
“ Temen – temen, udah dulu ya .. “ kata Gitta.
“ Yaaa .. padahal aku masih pingin membaca .. “ sahut seorang anak.
“ Nanti ya kak, Dito masih mau baca buku .. “ rengek seorang anak.
“ Nak .. Kak Gitta harus pulang, nanti kasihan dia dimarahin orang tuanya karena pulang terlalu sore .. “ nasehat seorang ibu.
“ Tenang deh .. besok kakak janji bakal kembali dan bawa hadiah buat kalian semua “ jawab Gitta.
“ Janji kak? “ sahut anak – anak serempak.
“ Janji .. “ kata Gitta mantap.
*****
“ Bu, ijinkan Gitta pergi .. Gitta sudah janji sama temen – temen Gitta .. “ paksa Gitta.
“ Gitta .. ibu sudah bilang, jangan dulu .. kondisi kamu masih buruk .. itu akibatnya kamu tidak minum obat .. “ sahut Ibu Gitta.
“ Besok Gitta pasti sembuh dan bisa pergi menenmui teman – teman .. iya kan bu? “ kata Gitta dengan riang.
“ Iya anak ku “  jawab Ibu Gitta.
Gitta tidak tau apa yang telah menantinya.
*****
“ Mana ya kak Gitta? “ kata seorang anak.
“ Iya .. biasanya sebelum petani kelapa sawit pulang, kak Gitta sudah datang. “ tambah seorang anak.
Anak – anak desa itu setia menunggu Gitta di ujung jembatan dengan janji yang selalu mereka ingat.
Hampir seminggu kondisi Gitta terus memburuk. Gitta tidak bisa berbuat apa – apa. Makin hari Gitta makin lemah dan bahkan tidak mampu untuk berjalan. Satiap hari dia hanya terbaring di tempat tidurnya. Namun, Gitta tidak pernah lupa dengan janjinya pada anak –anak. Dia telah bersikeras agar bisa bertemu dengan teman –temannya, namun sang ibu tetap menolaknya.
Anak –anak  yang sudah tak sabar menunggu Gitta segera berbondong –bondong menyeberangi jembatan dan segera menuju ke rumah Gitta. Ketika anak –anak itu tiba di rumah Gitta, mereka kaget bahwa Gitta sudah tiada. Ibu Gitta langsung menyerahkan sekantung besar yang berisi berbagai macam benda yang sudah dibungkus rapi dengan nama untuk masing – masing anak. Ibu Gitta juga menyerahkan amplop berisi surat yang Gitta tulis sendiri kepada anak –anak.
Anak – anak langsung membukanya dan membacanya. Mereka tak dapat menahan air mata karena kehilangan sosok yang mereka anggap seorang pahlawan.


Untuk                        : Teman – temanku yang super baik
Dari                            : Gitta
Hai teman – teman .. Maaf karna kak Gitta nggak bisa nepatin janji untuk kembali keesokan harinya. Waktu Kak Gitta samapi rumah, penyakit Kak Gitta kambuh dan akhirnya Kak Gitta gak boleh banyak gerak. Mungkin kalau kalian baca surat ini Kak Gitta sudah di rumah baru yang bagus banget dan semuanya serba putih. Meskipun begitu, Kak Gitta masih senang kok di rumah Kak Gitta yang lama, soalnya tiap pagi bisa jalan lewat jembatan dan ketemu temen – temen semua. Oya .. Ibu Kak Gitta udah kasih kalian hadiah kan? Itu janji Kak Gitta yang telat Kak Gitta kasih .. Sekali lagi maaf yang teman – teman.  Satu lagi, kalau temen – teman mau pinjem buku – buku Kak Gitta boleh kok, karena nanti kasihan buku – bukunya kalau nggak ada yang mau baca. Jangan lupa ajarin adik – adik kalian belajar membaca dan menulis juga. Kak Gitta yakin nanti bakal ada orang yang menggantikan Kak Gitta untuk membantu teman – teman. Percaya aja deh .. Sudah dulu yaa .. Kak Gitta capek nulis panjang. Jangan menyerah yaa .. Semangat ..
*****

 

Karina Octavia

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 komentar:

Posting Komentar