Goresan Harapan
Satu fakta kecil
yang kita semua harus tau. Kita semua akan hilang dari dunia ini dan akan
kembali ke tempat kita berasal. Bagaimana kerasnya usaha kita, pasti kita akan kembali
ke tempat seharusnya kita berada. Kapan dan bagaimana adalah masalahnya. Semua
orang takut menghadapi kenyataan ini. Saranku, saat waktunya tiba janganlah
panik. Ada satu hal yang menarik dari seorang gadis cilik bernama Gitta, gadis
yang belum genap berusia 11 tahun ini dapat membuat hidupnya tak kosong tanpa
harapan.
*****
Terlihat dari
kejauhan seorang gadis cilik mengayuh sepeda merah jambu dengan keranjang yang
lumayan besar. Sungguh pemandangan yang aneh. Gadis itu terus mengayuh
sepedanya menuju perbatasan desa. Entah apa yang dibawanya atau kemana ia
menuju. Senyum paling bahagia yang terlihat meskipun peluh sudah menetes. Gadis
itu terus mengayuh sepedanya sekuat tenaga melewati jalan setapak yang membelah
perkebunan kelapa sawit Pak Sugik. Beberapa petani kelapa sawit menyapa gadis
cilik itu dengan senyum ringan. Gadis itu juga menyapa dengan senyum ringan. Gadis
itu terus, terus, dan terus mengayuh sepeda mungilnya hingga sampai di sebuah
jembatan yang sudah mulai runtuh. Tunggu. Ada sekelompok anak dari desa
seberang yang sudah menghadang di seberang jembatan.
Tapi, mereka bukan
menghadang. Mereka sedang menunggu seseorang. Gadis cilik itulah yang sedang di
tunggu mereka. Ketika mereka melihat gadis itu, mereka berbondong – bondong
menyeberang jembatan dan membantu gadis cilik itu menuntun sepedanya
menyeberangi jembatan.
“Hore .. kak Gitta
sudah datang.” Sahut seorang anak.
“Kok kak Gitta
datangnya agak siang?.” Sahut anak lain.
“Maaf .. ya teman –
teman, kak Gitta datang agak siang karena kak Gitta masih beres – beres rumah.”
Jawab gadis cilik bernama Gitta itu.
“Ooo gitu .. kak
Gitta rajin sekali yaa.” Sambung anak – anak.
Percakapan riang dan
penuh tawa mengiringi perjalanan mereka menuju ke balai desa dimana lebih
banyak orang sudah menunggu.
*****
Balai desa ramai dengan penduduk
dari segala usia. Ada yang anak – anak, pemuda – pemudi, hingga bapak – bapak
dan ibu – ibu. Mereka langsung tersenyum ketika melihat Gitta diiringi
anak- anak. Mereka langsung menyambut
Gitta dengan hangat. Gitta memang bukan penduduk desa tersebut, namun apa yang
telah dilakukannya membuat penduduk desa dengan menerima dia dengan hangat.
Dengan segera, Gitta membuka keranjang kesayangannya. Orang – orang segera
berbaris dan mengambil benda berbentuk persegi panjang. Ada yang tipis, ada
juga yang sangat tebal. Yaa .. buku. Satu – satunya benda yang orang desa itu
tak punya.
Semua orang langsung mengambil
posisi yang nyaman di balai desa. Mereka langsung membuka halaman demi halaman
dengan antusias dan teliti. Tak hanya anak – anak yang antusias, orang – orang
dewasa pun juga. Sejenak, Gitta memandang balai desa yang ramai sambil
tersenyum. Tak ada lagi satupun penduduk desa yang buta aksara berkat kegigihan
gadis cilik ini. Gitta masih ingat betul bagaimana usaha yang dia lakukan untuk
membuat orang – orang desa ‘melek’ huruf.
Awalnya memang tak
mudah karena selain lokasi yang jauh, usia Gitta sangat tidak menyakinkan untuk
mengajar membaca.Sudah hampir 2 tahun, Gitta bolak – balik dari rumah ke desa
itu atau sebaliknya hanya untuk membawa benda kesayangannya itu. Tak pernah
luput sehari pun Gitta lupa membawa buku – bukunya.
Di tengah
lamunannnya itu, Gitta merasakan sakit di kepalanya. Sakit kepala itulah yang
menjadi alarm baginya untuk segera pulang. Gitta meminum beberapa butir obat
penahan rasa sakit yang bisa dibilang cukup untuk memberi kekuatan baginya
untuk berjalan pulang.
“ Temen – temen,
udah dulu ya .. “ kata Gitta.
“ Yaaa .. padahal
aku masih pingin membaca .. “ sahut seorang anak.
“ Nanti ya kak, Dito
masih mau baca buku .. “ rengek seorang anak.
“ Nak .. Kak Gitta
harus pulang, nanti kasihan dia dimarahin orang tuanya karena pulang terlalu
sore .. “ nasehat seorang ibu.
“ Tenang deh ..
besok kakak janji bakal kembali dan bawa hadiah buat kalian semua “ jawab
Gitta.
“ Janji kak? “ sahut
anak – anak serempak.
“ Janji .. “ kata
Gitta mantap.
*****
“ Bu, ijinkan Gitta
pergi .. Gitta sudah janji sama temen – temen Gitta .. “ paksa Gitta.
“ Gitta .. ibu sudah
bilang, jangan dulu .. kondisi kamu masih buruk .. itu akibatnya kamu tidak
minum obat .. “ sahut Ibu Gitta.
“ Besok Gitta pasti
sembuh dan bisa pergi menenmui teman – teman .. iya kan bu? “ kata Gitta dengan
riang.
“ Iya anak ku “ jawab Ibu Gitta.
Gitta tidak tau apa
yang telah menantinya.
*****
“ Mana ya kak Gitta?
“ kata seorang anak.
“ Iya .. biasanya
sebelum petani kelapa sawit pulang, kak Gitta sudah datang. “ tambah seorang
anak.
Anak – anak desa itu
setia menunggu Gitta di ujung jembatan dengan janji yang selalu mereka ingat.
Hampir seminggu
kondisi Gitta terus memburuk. Gitta tidak bisa berbuat apa – apa. Makin hari
Gitta makin lemah dan bahkan tidak mampu untuk berjalan. Satiap hari dia hanya
terbaring di tempat tidurnya. Namun, Gitta tidak pernah lupa dengan janjinya
pada anak –anak. Dia telah bersikeras agar bisa bertemu dengan teman –temannya,
namun sang ibu tetap menolaknya.
Anak –anak yang sudah tak sabar menunggu Gitta segera
berbondong –bondong menyeberangi jembatan dan segera menuju ke rumah Gitta. Ketika
anak –anak itu tiba di rumah Gitta, mereka kaget bahwa Gitta sudah tiada. Ibu
Gitta langsung menyerahkan sekantung besar yang berisi berbagai macam benda
yang sudah dibungkus rapi dengan nama untuk masing – masing anak. Ibu Gitta
juga menyerahkan amplop berisi surat yang Gitta tulis sendiri kepada anak
–anak.
Anak – anak langsung
membukanya dan membacanya. Mereka tak dapat menahan air mata karena kehilangan
sosok yang mereka anggap seorang pahlawan.
Untuk : Teman – temanku yang
super baik
Dari : Gitta
Hai teman – teman ..
Maaf karna kak Gitta nggak bisa nepatin janji untuk kembali keesokan harinya.
Waktu Kak Gitta samapi rumah, penyakit Kak Gitta kambuh dan akhirnya Kak Gitta
gak boleh banyak gerak. Mungkin kalau kalian baca surat ini Kak Gitta sudah di
rumah baru yang bagus banget dan semuanya serba putih. Meskipun begitu, Kak
Gitta masih senang kok di rumah Kak Gitta yang lama, soalnya tiap pagi bisa
jalan lewat jembatan dan ketemu temen – temen semua. Oya .. Ibu Kak Gitta udah
kasih kalian hadiah kan? Itu janji Kak Gitta yang telat Kak Gitta kasih ..
Sekali lagi maaf yang teman – teman. Satu
lagi, kalau temen – teman mau pinjem buku – buku Kak Gitta boleh kok, karena
nanti kasihan buku – bukunya kalau nggak ada yang mau baca. Jangan lupa ajarin
adik – adik kalian belajar membaca dan menulis juga. Kak Gitta yakin nanti
bakal ada orang yang menggantikan Kak Gitta untuk membantu teman – teman.
Percaya aja deh .. Sudah dulu yaa .. Kak Gitta capek nulis panjang. Jangan
menyerah yaa .. Semangat ..
0 komentar:
Posting Komentar